ABegitu nama Mohammad Kaif terlintas di benak pecinta kriket India, kenangan pertama akan hal itu adalah Lord's ground. Dimana para fans merasa setelah tersingkirnya Sachin Tendulkar, Tim India kini kalah di final seri NETWEST, namun pada tahun 2002 hari itu adalah keajaiban dan dilakukan oleh Mohammad Kaif. Keajaiban Kaif ini memaksa Sourav Ganguly melepas bajunya di balkon Lord.

Lahir di Prayagraj (saat itu Allahabad), Kaif telah belajar hingga kelas 12 dari Perguruan Tinggi Menengah Mewa Lal Ayodhya Prasad Soraon. Setelah itu, ia menetap di dunia kriket. Sejak kecil, pikirannya tertuju pada kriket dan dia pindah dari Prayagraj ke Kanpur. Di sini dia mulai tinggal di asrama Stadion Green Park. Dari sini perjalanannya sampai ke tim kriket India.

Menjadikan India juara Piala Dunia U-19 untuk pertama kalinya

Kerja keras kriket domestik membuatnya mendapat tempat di tim kriket India U-19. Dia diangkat menjadi kapten di Piala Dunia U-19 di Sri Lanka pada tahun 2000 dan menjadikan Tim India Juara Dunia dalam kategori ini. Di bawah kepemimpinannya, India memenangkan Piala Dunia U-19 untuk pertama kalinya. Tahun ini, dia termasuk dalam tim Tes India dalam tur Afrika Selatan. Dia menjadi bagian dari tim ODI hanya dua tahun kemudian dan dia mewakili Tim India di Piala Dunia 2003. Saat itu, ia bersama Yuvraj Singh menjadi tulang punggung tim papan tengah India.

Pada tahun 2002, Dada terpaksa melepas bajunya di balkon Lord

Babaknya yang dimainkan melawan Inggris di final Piala NETWEST 2002 termasuk di antara babak kriket India yang paling berkesan. Kaif memainkan 87 run tak terkalahkan dalam pertandingan yang dimainkan di Lord's ground dan memberi India kemenangan bersejarah. Di laga final NatWest Trophy, Kaif berhasil mengejar target 325 run bersama Yuvraj Singh dan membantu India menang dengan berbagi 121 run untuk gawang keenam. Usai kemenangan ini, Kapten Sourav Ganguly merayakannya dengan melepas bajunya di balkon Lord.

Setelah pemecatan Sachin, keluarga Kaif pergi menonton film tersebut

Mohammad Kaif sempat bercerita dalam sebuah wawancara beberapa tahun lalu bahwa setelah pemecatan Sachin Tendulkar pada 2002, semua orang merasa pertandingan sudah usai. Hal serupa juga dirasakan keluarga Kaif yang tinggal di Allahabad. Itu sebabnya ayahnya juga pergi menonton film Devda bersama keluarganya. Namun dari belakang putranya memberikan kemenangan ini kepada negara.

Nasir mencoba mematahkan dengan cara naik eretan

Mohammad Kaif menceritakan bahwa ketika dia datang untuk memukul, Nasir Hussain naik kereta luncur dan dia meluangkan waktu untuk memahaminya. Sebenarnya Nasir menyebut Kaif sebagai sopir bus. Kaif kemudian mengatakan bahwa hal itu tidak buruk bagi sopir bus. Kaif mengatakan bahwa tim harus mencapai target besar yaitu 326 run dan suasana hati kami sedang tidak baik sebelum melakukan pukulan. Yuvraj dan saya berada di tim yunior bersama-sama dan kami berdua lebih memahami satu sama lain. Yuvi memainkan pukulannya dan aku mulai berlari juga. Pertandingan mulai berjalan lambat.

Karier kriket Mohammad Kaif

Kaif memainkan 125 ODI untuk India, mencetak 2753 run dengan rata-rata 32.01. Skor tertingginya adalah 111. Dia mencetak dua abad 17 setengah abad dalam karir ODI-nya. Kaif juga memainkan 13 pertandingan Uji untuk India. Kaif rata-rata mencetak 32.84 dalam format permainan panjang, dengan bantuannya ia mencetak 624 run dalam 22 inning. Kaif menjalani Ujian selama satu setengah abad. Skor tertingginya adalah 148. Kaif dianggap sebagai salah satu pemain kriket India terbaik. Ia juga merupakan bagian dari tim India yang mencapai final Piala Dunia pada tahun 2003. Kaif memainkan pertandingan internasional terakhirnya dalam tur Afrika Selatan pada tahun 2006. Saat ini ia menjadi bagian dari tim pelatih Delhi Capitals di IPL.